Makna Kata ‘’Barakallah’



Barakallah artinya Allah Memberkahi.
Sering kali kita mendengar orang-orang mengucapkan itu ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan dan rejeki. 
Misalnya saja dalam acara pernikahan, diucapkan doa kepada kedua mempelai: barakallahu wa barakaa alaika wa jamaa bainakuma fii khair . Mengapa kita perlu mendoakan keberkahan kepada orang lain? Di agama lain pun, juga diucapkan Tuhan Memberkati.

Di dalam semua yang berkah, ada kepuasan, kecukupan, dan kelapangan hati.
Pernahkah kita melihat orang yang sudah berkelimpahan harta, tetapi masih tidak puas dan ingin menambah terus? Apa sih yang kurang lagi kok dia masih belum puas juga? Sudah punya satu rumah, pengen rumah yang lain. Sudah punya mobil, masih mau nambah lagi. Sudah punya gadget keren, masih mengincar gadget lain. Tak ada puasnya sama sekali. Saking tak puasnya, segala jalan ditempuh untuk memperoleh rejeki, sekalipun itu harus melalui jalan yang haram berupa korupsi, mengambil hak orang lain, dan sebagainya.


Itulah makna BARAKALLAH . 
Apabila harta yang kita miliki diberkahi oleh Allah, kita akan merasa puas dan senantiasa bersyukur ...
Perasaan kurang akan membuat kita kufur nikmat. Kita merasa rejeki masih kurang, sehingga bertanya kepada Allah, mengapa Dia tak memberikan kita rejeki yang banyak? Maka, ucapkanlah barakallah setiap kali ada yang mendapatkan rejeki. Agar di dalam rejeki itu terdapat keberkahan yang memunculkan rasa puas, cukup, dan syukur. Dan ingatlah, jika kita belum merasa puas dan cukup dengan rejeki yang sudah didapatkan, mungkin rejeki itu belum memberikan keberkahan.

Mungkin ini jawaban dari mengapa seseorang yang sedang ramai dibicarakan di televisi karena kasus suap itu tetap melakukan tindakan tak terpuji, meskipun gaji per bulannya mencapai 300 juta. Bayangkan, gaji sebesar itu masih belum cukup sampai harus korupsi ? Apa yang hendak dibeli dengan uang trilyunan? Sementara orang lain di negara ini harus mencukup-cukupkan diri dengan uang makan sehari Rp 3.000. Begitulah memang, harta tak pernah mengenyangkan. Di dalam Al Quran pun, Allah telah menyebutkan di QS; At Takatsur, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu hingga kamu masuk ke dalam kubur.”

Bukankah Allah adakan nikmat-nikmat itu kelak akan ada pertanggung
jawabannya?? ..


-DEPT HUD-HUD 

Komentar